Juni 09, 2009

Teori Jendela dan Cermin

"You are either living in the problem or you are living in the solution. – Anda hidup dengan persoalan dan solusi itu sendiri."
~ Bob Proctor

Nasihat tentang hidup dalam solusi tercermin dalam teori jendela dan cermin. Kedua benda tersebut memiliki makna tersendiri sebagai solusi kehidupan yang luar biasa. Keduanya merupakan cara untuk menghadapi manis dan pahit getir kehidupan menjadi solusi mendapatkan dan menikmati keindahannya.
Contoh, kita sedang memiliki penghasilan besar, posisi dalam pekerjaan cukup kuat dan mapan, keluarga yang menyenangkan, memiliki investasi besar dan menguntungkan, dan lain sebagainya. Terlebih pada saat yang sama, semua kendali bisnis berjalan cukup baik dan lancar. Tak hanya itu, kita juga menerima pujian dan tepukan kekaguman dari orang-orang di sekeliling kehidupan kita.
Semua itu benar-benar menempatkan kita di puncak kesuksesan, dimana kita diperlakukan seakan-akan seorang raja dan memiliki segala yang diinginkan sebagian besar manusia di muka bumi ini. Tetapi tak jarang pada posisi demikian kita menjadi sombong dan merasa paling hebat. Kita mulai melupakan asal-usul dan peran orang-orang yang selama ini sangat berjasa.
Padahal menyombongkan diri hanyalah membuat kita kehilangan makna hidup. Sebelum hal itu terjadi pada kita, cepat-cepatlah membuka pintu jendela. Dari jendela tersebut kita akan segera melihat alam yang terbentang luas atau bintang yang terlihat gemerlap meski
letaknya jauh di angkasa. Sedangkan diri kita begitu kecil dibandingkan dengan keberadaan mereka. Diri kita terlalu tak berarti dibandingkan kekuasaan Tuhan YME yang dapat kita lihat dari kemegahan alam semesta dan gemerlap bintang di angkasa ciptaan-Nya.
Itulah saat yang paling tepat untuk menyadari tak satu pun dalam diri kita yang layak untuk disombongkan. Tindakan tersebut setidaknya akan membantu kita merendahkan hati dan segera bersyukur kepada Tuhan YME serta menghargai orang-orang yang telah berjasa atas segala kesuksesan yang kita miliki entah dalam bentuk doa, surat, bantuan dan lain sebagainya. Bukan hanya itu, langkah tersebut juga akan mendorong kita untuk lebih memperluas wawasan hidup.
Sebaliknya, bila kita sedang tak bersemangat, karena semua usaha gagal atau tantangannya terlalu sulit, maka kita melihat kehidupan ini gelap tak berarti dan sangat menyakitkan. Kita mulai menyalahkan orang lain. Bukannya sibuk berusaha lebih keras, tetapi kita akan cenderung sibuk mencari kesalahan orang lain.
Sebelum bersikap negatif saat kita menghadapi kenyataan hidup yang pahit, segeralah mengambil sebuah cermin dan memandang sesosok manusia di dalamnya. Bila kita memandangnya lebih seksama, dialah orang yang paling penting dalam kehidupan kita. Dialah orang yang paling bertanggung jawab menciptakan segala kebaikan maupun
keburukan, suka maupun duka dalam kehidupan kita.
Dengan bercermin selain melihat kelebihan, diri kita juga akan melihat kesalahan dan kebodohan yang selama ini kita lakukan. Bila kita mampu menertawakan kesalahan dan kebodohan diri sendiri, maka hal itu akan menjadi semangat hidup. "It is a great art to laught at your own misfortune. – Seni yang paling bernilai adalah menertawakan ketidakberuntungan diri sendiri," sebut sebuah pepatah bijak.
Contoh ketika kita berkaca, lalu melihat ada yang tidak beres dengan letak kancing pakaian yang kita kenakan. Maka kita akan segera membetulkan posisi tersebut. Sama seperti bila kita `berkaca' dalam arti introspeksi diri, tindakan tersebut akan memberikan manfaat yang luar biasa jika diikuti dengan upaya nyata memperbaiki kualitas dan sikap diri.
Teori jendela dan cermin mengungkap bagaimana menjadikan faktor kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang bermanfaat untuk mendapatkan pelajaran kehidupan. Konsep dalam teori jendela dan cermin mengajari kita bertindak konstruktif dan berpikir positif atas berbagai macam situasi yang kita harus hadapi. Teori tersebut menginspirasi kita mulai menghitung efektifitas waktu yang telah kita gunakan untuk berbuat kebaikan dan mulai menentukan skala prioritas serta menciptakan kebiasaan yang positif. Karena kehidupan ini terlalu indah dan berharga untuk kita salah gunakan atau bahkan
kita sia-siakan.