Juni 09, 2009

Janganlah Menempatkan Masa Depan Anda di Belakang

“Akan kujalani hari ini seolah-olah ini adalah hari terakhir dalam kehidupanku.
Dan apakah yang akan kuperbuat dengan hari berharga yang terakhir dari keberadanku ini? Pertama-tama, aku akan menutupnya dalam botol sehingga tidak setetespun jatuh ke tanah. Aku tidak akan menyia-nyiakan sesaat pun dari hari ini, mengeluhkan soal kesengsaraanku di masa lalu, kekalahanku di masa lalu, atau siksaanku di masa lalu, karena, bukankah dari kesusahan itu selalu timbul kebaikan?
Bisakah butiran pasir yang jatuh itu kembali ke gelasnya? Bisakah matahari itu terbit di tempatnya terbenam? Atau terbenam di tempatnya terbit? Bisakah kuhapuskan kesalahan-kesalahanku di masa lalu atau mengoreksinya? Bisakah kusembuhkan luka-luka di hari kemarin dan menjadi sehat kembali? Bisakah aku menjadi lebih muda daripada kemarin? Bisakah kubatalkan kata-kata menyakitkan yang sudah terlanjur terucapkan, pukulan-pukulan yang sudah terlanjur diberikan, penderitaan yang sudah terlanjur ditimpakan? Sama sekali tidak! kemarin sudah mati dan dikubur selamanya dan aku tidak akan pernah memikirkannya lagi.
Akan kujalani hari ini seolah-olah ini adalah hari terakhir dalam kehidupanku.”