Kalau Tuhan itu adil kenapa kita tidak boleh menginginkan supaya Tuhan membalaskan dendam kita atas kejahatan musuh kita atau orang-orang jahat lainnya?
Berdoa untuk keadilan Tuhan supaya ditegakkan dan berdoa supaya Tuhan membalaskan dendam kita adalah dua hal yang berbeda. Kita boleh saja menginginkan kebenaran itu ditegakkan, tatapi jika berhadapan dengan musuh kita, Yesus mengajarkan supaya kita membalas kejahatan dengan kebaikan. Jadi ini semua tergantung pada motif kita.
Sifat anak-anak Allah adalah peduli terhadap sesama dan musuh mereka (Mat 5:43-45), tetapi hati mereka tetap menginginkan keadilan. Contoh yang terlihat ada dalam Maz 94:1-2, “Ya Allah pembalas, ya TUHAN, ya Allah pembalas, tampillah! Bangunlah, ya Hakim bumi, balaslah kepada orang-orang congkak apa yang mereka lakukan”
Kita harus tetap berdoa untuk musuh supaya mereka diselamatkan sesuai dengan rencana besar Allah, tetapi ini bukan berarti kita bersikap pasif dan membiarkan mereka mengambil keuntungan atau memperdaya kita. Ada kalanya kita harus berdiri dan menentang musuh seperti yang Yesus lakukan dalam Mat 21:12-13 ketika Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Bagaimanapun juga ini bentuk disiplin yang berlandaskan kasih dari Allah, supaya manusia mengenal Allah lebih dalam lagi.
Jadi kesimpulannya kita jangan pernah berhenti mengharapkan dan berusaha supaya keadilan ditegakkan tetapi janganlah kita menuntut balas. Dukunglah pemerintah yang diberi kuasa oleh Allah untuk menahan orang jahat (Rom 13), tetapi gantilah hati yang penuh dendam itu dengan hati yang mau supaya musuh kita diselamatkan. Dalam Rom 5:6-10 Yesus telah memberi teladan ini pada kita. Marilah kita mencari kedamaian dan rekonsiliasi selama masih memungkinkan, dan serahkan pembalasan dendam kepada Tuhan yang bijaksana dan adil yang akan menghukum sesuai waktu dan jalanNya yang sempurna (Rom 12:17-21)