Juni 29, 2007

Isaiah 55:9
As the heavens are higher than the earth, so are my ways higher than your ways and my thoughts than your thoughts.
Kadang kita berpikir seperti seorang manusia, seorang manusia terbatas yang hanya mengetahui sebatas kemampuan otaknya saja. Setelah manusia jatuh dalam dosa, tidak henti-hentinya kejahatan terjadi di atas muka bumi, baik itu kejahatan secara fisik, pikiran, dan rohani. Contohnya saja manusia saling membunuh, mencuri, berbohong, menyembah berhala, bahkan merasa diri hebat sampai mau menciptakan menara yang ujungnya mencapai langit. Manusia yang semula diciptakan menurut gambar Allah kini telah rusak dan mulai menurunkan keturunan-keturunan yang berdosa.
Kini agak susah bagi manusia untuk dapat mengerti jalan pikiran Tuhan karena pikirannya sendiri telah ada bibit dosa. Setelah manusia terima keselamatan yang hanya dapat diperoleh dari Tuhan saja terkadang masih ada kelicikan, kecurangan, penyesalan, dan pikiran-pikiran jahat lainnya yang menuduh Tuhan selaku Pribadi yang `patut` dan `layak`dituding atas segala sesuatu yang buruk yang terjadi dalam kehidupannya.
Terkadang kita berteriak Tuhan mengapa begini, mengapa begitu. Mengapa keuangan saya dan bisnis saya menurun, mengapa keluarga saya tidak bertobat-bertobat, mengapa karir saya tidak meningkat sejak saya mengakuiMu dihadapan manusia, mengapa orang tersebut masih saja berbuat jahat padahal saya sudah melakukan firmanMu dan berbuat baik terhadapnya, mengapa ketika orang itu memfitnah saya dihadapan atasan Engkau tidak kunjung datang dan membela saya padahal saya yang benar, dan lain sebagainya.
Tanpa kita tahu terkadang kita berlaku egois terhadap Tuhan. Kita hanya mau menerima dari Tuhan dan tidak mau memberi kepadaNya. Yang penulis maksudkan di sini adalah mengenai kasih. Banyak dari kita yang akhirnya menjadi pengikut Kristus karena merasa akan kasih setiaNya yang menerima kita apa adanya, bukankah begitu? Kita merasa nyaman dengan kesediaan Tuhan untuk menerima kita apa adanya kita bahkan waktu kita masih berdosa Tuhan rela mati bagi kita. Namun pertanyaannya sekarang adalah sampai kapan kita mau hanya menerima kasih agape tersebut? Kapan kita mau memberi kepada Tuhan kasih agape? Tuhan sangat ingin manusia mengasihiNya karena memang Dia layak dikasihi, dan karena memang kita sendiri memilih untuk mengasihiNya seperti yang telah Dia lakukan kepada kita. Dia merasa kalau kita layak dikasihi karena kita sebenarnya adalah buatan tanganNya dan diciptakan menurut gambarNya, dan Dia juga yang telah memilih untuk mengasihi kita, buktinya Ia rela mati menebus kita dari dosa sewaktu kita masih berdosa.
Kapankah kita mulai akan berkata kepada Tuhan bahwa tidak peduli situasi apa yang menimpa kita, kita akan tetap mengasihiNya? Kapan kita akan mulai mengatakan kepadaNya bahwa kita mengasihiNya apa pun adanya Dia? Terkadang kita melupakan hal ini ketika banyak tantangan dan himpitan datang dalam hidup. Sadarilah bahwa segala jalan dan pemikiran Tuhan itu jauh dari segala jalan dan pemikiran kita.
Biarkan Ia mengekspresikan kasihNya dalam hidup kita menurut caraNya. Tetaplah mengasihiNya sebagaimana adanya Dia.

Tidak ada komentar: